Selasa, 14 Desember 2010

Pemanjatan Citatah 125 (gunung pabeasan)

Citatah 125 adalah tebing dengan batuan limestone atau biasa disebut batuan karst dan mempunyai tinggi 125m dari permukaan tanah. Terletak di kabupaten bandung, Jawa Barat. Nama resmi dari tebing ini adalah gunung pabeasan.Terdapat 75 jalur pemanjatan, terdiri dari 72 jalur sport dan 3 jalur artifisial.

Setelah 3kali pertemuan pra pemanjatan, yang terdiri dari 1 kali materi kelas dan 2 kali pengenalan pemanjatan artifisial di tebing ciampea bogor, saya beserta tim melakukan pemanjatan di tebing citatah 125 pada Jumat, 18 Juni 2010. Tim pemanjatan terdiri dari Andria Soekardi (alumni Skygers 98) selaku leader, Ulvi firdausya selaku second man, Muhamad Raydi selaku cleaner, Prima Caesarea Utama selaku cleaner (bergantian). Dan tim pendukung Muhamad Ruswenda, Helen, Agnes, Angga, dan Seto. Dalam rencana semua tim berkumpul di toko outdoor 'Pitch' Bogor dan berangkat bersama-sama menggunakan bis dari Ciawi, kecuali mas Bo (Andria Soekardi) yang akan berangkat langsung dari Cibodas. Namun karena suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan saya berangkat menyusul.

Ada sedikit rasa bersalah karena tidak menjalankan rencana semula, maka dari itu saya putuskan untuk membawakan sebagian alat pemanjatan seorang diri. Kurang lebih saya tiba di depan pabrik Kurnia (depan jalan masuk citatah 125) pukul 22.00. Setelah sampai di lokasi camp ternyata semua sudah tertidur. Saya bangunkan Raydi dan Wenda, kemudian kami berdiskusi untuk memindahakan tenda ke lokasi yang lain, memang saat itu kondisinya sedang hujan sehingga membuat tanah agak basah. Setelah memindahkan tenda kami beristirahat. Tak lama datanglah Mas Bo, dia baru tiba tengah malam sekitar pukul 01.00. Kami melakukan briefing untuk pemanjatan besok kemudian kembali beristirahat

Pagi hari di citatah



Rencananya Sabtu, 19 Juni 2010, kami akan melakukan pemanjatan sport pada pagi harinya. Satu persatu anggota tim melakukan pemanjatan. Waktu itu saya melakukan pemanjatan di jalur poster kiri (melonia) 5.9 yang notabene cukup sulit untuk pemanjat pemula seperti saya. Hal ini dilakukan sambil menunggu waktu pemanjatan artifisial yang rencananya akan dilakukan pada siang hari. Namun waktu itu jalur artifisial sedang dipakai pemanjat lain sehingga terpaksa kami menunggu para pemanjat tersebut selesai.

Hingga petang tidak ada tanda-tanda bahwa pemanjatan mereka akan selesai. lalu tim berdiskusi lagi untuk backup plan, Mas Bo yang memang sudah lama menjadi penggiat olahraga panjat tebing memberi instruksi agar tim pemanjatan menyiapkan peralatan. Setelah set alat kami mengikuti Mas Bo yang berjalan ke samping kanan jalur artifisial. Ternyata disana ada jalan alternatif untuk menuju goa yang biasanya dijadikan lokasi penambatan pertama (pitch1). Jalurnya scrambling sehingga tidak telalu dibutuhkan pengaman. Sampai di goa kami langsung melakukan pemajatan di jalur Chimneying 5.8. Terdapat 3 hanger pada jalur ini. Kira-kira kami melakukan pemanjatan pada pukul 16.00. Mas Bo berperan sebagai leader dan saya berperan sebagai cleaner. Akhirnya kami melakukan penambatan pertama di top jalur Chimneying.

jalur:chimneying , tingkat kesulitan:5.8

Pitch1


Setelah itu kami set alat lagi dam memasukannya ke dalam haul bag. kira-kira kami melakukan scrambling lagi sampai tersisa kira-kira 25 meter terakhir. Tersedia jalur yang sudah dipasangi hanger sampai top citatah 125 kalau tidak salah namanya jalur laba-laba 5.10. Kami memakai jalur sebelah kanan (saya tidak tahu namanya) karena terbilang lebih gampang, scrambling, namun tetap membutuhkan pengaman artifisial. Disini kami melakukan pemanjatan kira-kira pukul 18.00. Hari sudah gelap. Jelas sekali dari sini terlihat pemandangan Bandung pada malam hari. Mas Bo memulai pemanjatan kembali sebagai leader, rencananya dia akan membagi jalur kedalam 2 pitch sampai top citatah 125. Kami menunggu tanda dari Mas Bo untuk melakuakan pemanjatan, namun lama sekali tanda itu muncul sehingga saya memutuskan untuk melakuakan komunikasi dengan berteriak memanggil. Namun tidak ada jawaban. Sempat khawatir juga setelah komunikasi terputus beberapa lama. Saat itu tiba-tiba didepan kami terlihat sesosok ular hijau yang saya tak tahu jenisnya.

ular hanya berjarak 1,5 meter di semak depan kami



Apalagi saat itu posisi kami di teras tebing sehingga tak bisa melakukan pergerakan secara bebas. Namun akhirnya suara yang kami tunggu memanggil, ya, Mas Bo menginstruksikan pemanjat kedua untuk naik. Sedikit rasa lega karena tak harus berlama-lam lagi bersama ular yang mungkin bisa menyerang kapan saja. Disini M. Raydi bertugas sebagai cleaner. Jenis pengaman yang sering ditemui disini adalah pengaman lubang tembus. Akhirnya sampailah kami di top citatah 125 pada Sabtu 19 Juni 2010 pukul 19.30 WIB.

(dari kiri ke kanan) Penulis, Ulvi, Raydi


Ternyata Mas Bo Tidak membagi jalur kedalam 2 pitch. Melainkan memasang penambatan langsung di top citatah 125. Tidak heran komunikasi sempat terputus. Setelah itu kami turun melalui jalan setapak curam disebelah kiri tebing dan langsung sampai ke camp untuk makan dan beristirahat.


Pagi harinya, Minggu 20 Juni kami melakukan sport climbing lagi sebelum meninggalkan lokasi. Beberapa kali kami mencoba jalur poster kanan 5.10a. Namun tak ada yang berhasil menyelesaikan, entah karena fisik telah terkuras atau karena grade-nya memang terlalu tinggi untuk kami. Setelah itu kami bersama-sama meninggalkan lokasi karena rutinitas yang membosankan sudah menati di kota.


Doni, Seto, Wenda, Helen, Agnes, Ulvi, Angga, Raydi bersiap meninggalkan lokasi

Andria Soekardi (Mas Bo)



Kronologis perjalanan :
Jumat, 18 Juni 2010
15.00-21.00 Perjalan Bogor-Citatah (terjebak macet)
21.00-07.00 Istirahat

Sabtu, 19 Juni 2010
07.00-10.00 Pemanjatan sport
10.00-12.00 Makan siang
12.00-16.00 Menunggu jalur artifisial selesai dipakai
16.00-19.30 Artifisial climbing
19.30-20.00 Perjalanan ke camp
20.00-21.30 Makan dan berbincang-bincang
21.30-07.00 Istirahat

Minggu, 20 Juni 2010
07.00-10.00 Sport climbing again!
10.00-11.00 Makan
11.00-20.00 Perjalanan ke Bogor (puncak one way!)

Estimasi Biaya :
Bis ‘Doa Ibu’ Ciawi-Kurnia : 17.500 x 2 = 35.000
Makan : 7.500 x 5 = 37.500
Biaya lain-lain = 20.000
Total = 92.500

Rasa syukur yang teramat dalam saya panjatkan kepada Allah SWT, karena tujuan utama perjalanan telah tercapai, yaitu sampai ke rumah masing-masing dengan selamat. Terimakasih banyak kepada orangtua yang mengizinkan dan mendoakan saya selalu. Juga terimakasih untuk seluruh anggota tim yang turut mensukseskan perjalanan. Terutama Mas Bo, orang yang mengajari saya memanjat, saya yang awalnya hanya datang ke lapangan sempur Bogor untuk melihat orang lain manjat dan hanya bisa membayangkan betapa asiknya andaikan saya bisa manjat, tak akan bisa seperti sekarang ini tanpa bimbingannya. Rasa haru yang berlebih saya rasakan saat menginjak top citatah 125 dan disana Mas Bo yang telah menunggu menjabat tangan saya dan berkata: "selamat, anda telah sampai di top citatah 125". Kebanggan yang luar biasa untuk pemula di bidang panjat tebing seperti saya. Juga terimakasih kepada Hari Sakti Wibowo (a Anchoex), orang yang sudah saya anggap seperti bapak saya sendiri di perhimpunan (PPRPG SS). Sebelum melakukan perjalanan saya menghubungi beliau untuk meminta izin dan doa restu, sama seperti kepada orangtua sendiri.

2 komentar: