Kamis, 12 September 2013

Kami adalah kami

Dibalik sebuah nama ada sejarah
Dan sejarah kami ditulis dengan perjuangan
Kami putra putri Indonesia yang menjunjung tinggi nasionalisme
Kami pelajar yang membawa nama baik almamater sekolah

Satyawan adalah ayah kami
Soedirman adalah pahlawan bangsa kami
Satya Soedirman adalah kami

Beberapa baris tulisan tersebut menggambarkan satu organisasi kegiatan alam bebas yang berdiri di SMA 1 Bogor. Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Satya Soedirman sejak 33 tahun silam menaungi dan mewadahi minat siswa dalam kegiatan alam bebas. PPRPG SS mempunyai peranan di dunia kegiatan alam bebas, khususnya di Bogor. Terbukti dari benyaknya nama anggota yang menghiasi sejarah kegiatan alam bebas khususnya di Bogor.

Sebelum maraknya publikasi seperti sekarang ini, kegiatan alam bebas dinilai kurang populer. Banyak pula beredar paradigma yang kurang tepat tentangnya. Satu kata yang tergambar di benak awam mungkin adalah, "bahaya". Mungkin itu pula yang menjadi alasan mengapa kegiatan jenis ini jarang diminati dan minim mendapatkan dukungan.

PPRPG SS termasuk didalamnya. Perhimpunan ini banyak mengalami masa sulit. Mulai dari tekanan maupun larangan kegiatan dari pihak SMA 1 yang menaunginya, sampai orangtua atau keluarga dari anggotanya sendiri. Hal ini dinilai wajar mengingat pihak-pihak tersebut mempunyai kekhawatiran dalam banyak hal. Kesulitan semacam ini justru menjadi bahan evaluasi bagi anggotanya. Terlintas pertanyaan, "apa saja yang mereka khawatirkan?bagaimana solusinya".

Ada yang mengatakan kegiatan sejenis ini berbahaya. Ya, betul. Demikian pula dengan bermain basket dan futsal. Pemain basket menggunakan sepatu yang menutupi mata kaki dengan bentalan tebal untuk menyerap benturan saat mendarat dari lompatan. Pemain futsal mengenakan sepatu standar dan pelindung kaki saat bermain. Itu bentuk manajemen resiko mereka agar dapat berkegiatan dengan aman. Resiko kegiatan alam bebas lebih berat? Tepat sekali. Untuk itu diberlakukan pula manjemen resiko yang lebih kompleks.

Ada pula yang mengatakan kegiatan alam bebas cenderung mengarah pada kenakalan remaja. Hal ini saya sangkal dengan keras. Anggota perhimpunan datang dari berbagai kalangan. Mulai dari olahragawan, dewan mesjid, pemenang olimpiade fisika, penyair, dan lain-lain. Perhimpunan tidak pernah menutup pintu untuk kalangan manapun. salah satu persamaan yang menyatukan banyak kalangan ini adalah sama-sama cinta kebebasan. Ya, itu pula yang membuat label 'kenakalan' menempel erat. Namun kebebasan yang perhimpunan junjung bukanlah kebebasan semacam itu. Perhimpunan mengikuti kebijakan dari SMA 1 sebagai badan yang menaunginya, perhimpunan juga punya aturan organisasi tersendiri yang tentunya sesuai dengan kebijakan sekolah, bahkan sanksi tidak segan-segan diberikan bagi pelanggarnya.

Beberapa waktu yang lalu kami dikejutkan sebuah berita, Bahwa SMA N 1 Bogor mengeluarkan beberapa kebijakan. Pertama, merubah nama PPRPG SS karena tidak sesuai dengan citra pelajar SMA. PPRPG dinilai terlalu berat oleh pembuat kebijakan, sehingga pembuat kebijakan ingin menggani dengan nama 'pecinta alam'. Kedua, Senior perhimpunan dilarang mengikuti kegiatan yang diadakan. Alasannya tidak cukup kami tangkap dengan jelas, namun memang banyak pembicaraan yang beredar di kalangan tertentu bahwa senior memberikan dampak negatif terhadap anggota yang masih SMA.

Kami adalah PPRPG SS, nama dan sejarah kami diukir dengan perjuangan. Dan perubahan nama tanpa dasar yang jelas bukan hal yang bisa kami terima. Andaikan ada dasar yang kuat, misalnya dalam nama tersebut terdapata unsur SARA pasti akan kami pertimbangkan untuk merubahnya. PPRPG adalah Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, nama yang diambil dari salah satu kiblat organisasi kegiatan alam bebas, PPRPG Wanadri. Satya adalah Satyawan, Pendiri perhimpunan yang meninggal dalam tugas, Soedirman adalah pahlawan bangsa Indonesia yang gagah berani membela tanah air. Kami tidak menemukan sedikitpun unsur negatif dalam nama itu.

Salah satu hal positif yang kami pertahankan adalah silaturahmi. Anggota perhimpunan satu sama lain sudah seperti saudara sekandung. Setiap kegiatan yang diadakan buat kami menjadi ajang silaturahmi. Senior adalah kakak yang punya kewajiban mengayomi junior sebagai adik-adiknya. Mereka senantiasa menyediakan fasilitas maupun materi untuk menunjang kegiatan. Mereka pula yang memantau dan menjaga kegiatan junior-juniornya.

Apapun kebijakannya kami yakin SMA N 1 Bogor punya dasar sebagai badan yang menaungi perhimpunan. Mungkin hanya masalah perbedaan sudut pandang yang terjadi sekarang ini. Besar harapan kami pihak pembuat kebijakan dan anggota PPRPG SS dapat berkumpul bersama, silaturahmi, sambil menyamakan presepsi guna kemajuan bersama.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar